Buruh bicara

Nyaman, aman dan damai sungguh suasana kerja idaman. Apa bisa ya buruh pabrik menikmatinya ?. Gimana mau nyaman, jika saat bekerja aku selalu di Hantui rasa was-was ,jika aku bersantai sejenak untuk sekedar melepas lelah, lalu datang pak direksi yang selalu menenteng handycam hangus dah pengabdianku selama belasan tahun, begitulah yang terjadi pada teman-temanku sesama buruh. Karena mereka ketahuan nyantai mereka di mutasi di lain bagian yang membuat mereka tidak kerasan, dan akhirnya memilih keluar bekerja. Begitu ironisnya nasib buruh. Mereka adalah budak-budak di rumah sendiri. Bos-bos kami kebanyakan adalah warga keturunan. O, ya aku bekerja di pabrik karung plastik di ungaran kabupaten semarang. UMK kab semarang 2008 adalah 672.000, rasanya untuk mencukupi kebutuhan hidup buruh berkeluarga dengan 1 anak, jauh dari cukup.Tahu tidak, dulu orang terkaya di kampungku adalah TKW. Padahal di tempatnya bekerja profesinya adalah sehina-hinanya pekerjaan. Bahkan tak jarang mereka di perlakukan layaknya budak,meski di kampungnya paling di hormati. Dan di sini mereka adalah pahlawan devisa. Inilah INDONESIA negerinya para budak abad 21.Kalau di hitung-hitung nilai tawar kami sangat rendah. Karena skill dan daya saing kalah jauh dengan negara tetangga, belum lagi pengangguran yang terus membengkak. Tapi apakah selamanya kami harus tersingkir?. Kalau rekan2 netter punya info lembaga advokasi perburuhan bagi infonya ya….,!